Menguak Hubungan Neuropati, Diabetes, dan Disfungsi Ereksi
TABLOIDBINTANG.COM - Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi, dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K) mengingatkan, 70 persen pasien diabetes akan mengalami neuropati saraf otonom.
Saraf otonom adalah saraf yang mengontrol fungsi yang tidak disadari manusia, seperti tekanan darah, denyut jantung, proses pencernaan, sistem kemih, berikut saraf-saraf di sekitar alat vital.
“Jika neuropati menyerang saraf otonom, ia memicu gangguan fungsi jantung, tekanan darah, termasuk disfungsi ereksi. Pasien diabetes, khususnya laki-laki, harus waspada jika setiap pagi penisnya tidak tegang. Itulah disfungsi ereksi. Motorik itu saraf terluar sedangkan otonom saraf dalam. Kalau saraf otonom rusak bisa dipastikan kondisinya sudah parah dan tidak bisa pulih 100 persen,” ulas Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia Pusat ini.
Karenanya, jangan sepelekan kesemutan, kram, kaku, kebas, dan sensasi terbakar yang terjadi berulang di bagian tubuh yang sama. Jika mengalami ini, konsultasikan dengan dokter dan obati. Di level dini, pasien bisa sembuh 100 persen dengan perawatan intensif selama sebulan.
Agar regenerasi saraf berjalan lancar, Anda perlu mengonsumsi makanan yang kaya vitamin B seperti kacang-kacangan, daging merah, dan beras merah.
“Jangan lupa imbangi dengan olahraga. Lakukan apa saja yang Anda bisa secara rutin dengan durasi wajar. Kalau Anda mampunya senam, lakukan. Hanya bisa jalan cepat? Lakukan,” Luthy mengimbau.
Ketika kram atau kaku menyerang, biasanya kita menggunakan balsam atau obat gosok. Bolehkah?
“Boleh. Obat gosok memberi sensasi hangat yang memicu pelebaran pembuluh darah sehingga sirkulasi darah lebih lancar. Ia menciptakan efek relaks di tubuh, lalu kaku dan kram hilang. Namun itu hanya menghilangkan gejala, tidak menyembuhkan penyakit,” pungkas dia.